Selamat Datang di LasLar

LasLar merupakan channel yang membahas mengenai Kelas Belajar yang praktis, menarik dan bermanfaat.

Find Out More Watch Out More

LasLar bersama Retno Nursyamsu

Belajar Vlog

Berisi perjalanan vlog hingga menjadi vlog yang menarik untuk ditonton

Watch More

Belajar Blog

Berisi tulisan-tulisan menarik dalam berkarir

Read More

Portofolio

Berisi hasil karya multimedia selama berkarir

Watch More

Belajar Sosialisasi

berisi kegiatan tatap muka dan tatap maya sebagai guru selama berkarir.

Read More

Postingan Terkini

Tampilkan postingan dengan label pembelajaran berdiferensiasi memenuhi kebutuhan belajar murid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembelajaran berdiferensiasi memenuhi kebutuhan belajar murid. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Februari 2023

MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Oleh: Retno Nursyamsu, S.Pd.

Untuk memenuhi kebutuhan murid di kelas, seorang guru perlu merancang pembelajaran berdiferensiasi. Lalu apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi itu dan bagaimana seorang guru melakukan pembelajaran ini di kelas?

Menurut Tomlinson (2001:45)

  • Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.

  • Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Penjelasan elaborasi pemahaman oleh instruktur Ibu Iswatun Khoiriah

Jadi pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran untuk mendukung semua murid di kelas kita. Artinya Setiap anak memiliki hak yang sama untuk kita bantu dan dukung supaya mereka belajar. Jangan sampai, seorang anak yang masih membutuhkan perhatian untuk belajar lebih banyak, kita tinggalkan dan jangan sampai anak-anak yang seharusnya berlari cepat, kita abaikan. Jadi guru perlu memberikan fasilitas!

Dalam penjabarannya, kata pembelajaran adalah transfer of knowledge menjadikan siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan yaitu konten yang mencakup diantaranya adalah kurikulum, capaian pembelajaran, indikator dan bagaimana tujuan pembelajaran sudah tercapai dalam asesmennya  dan didefinisikan secara jelas. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut tidak jelas tujuannya maka kegiatan tersebut tidak bisa disebut dengan pembelajaran.

Selanjutnya, kata berdiferensiasi memiliki arti berbeda-beda yaitu berfokus pada kebutuhan muridnya, bagaimana kesiapan (cepat lambat, konkret-abstrak, sederhana-kompleks, mandiri-bantuan), minat, dan profil belajar murid (gaya, kecerdasan, latar belakang dll).

Sekarang kita dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memadukan tujuan pembelajaran bisa dicapai sesuai kebutuhan belajar murid. Jadi, guru perlu membuat keputusan-keputusan masuk akal support system yang bisa menyatukan pencapaian dan kebutuhan murid dengan menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar, melakukan manajemen kelas yang efektif, dan melakukan penilaian secara berkelanjutan.

kesimpulan pembelajaran berdiferensiasi yang disampaikan oleh instruktur

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan pada kelas dengan cara Five common sense (5 keputusan yang masuk akal) diantaranya:


1. Tujuan pembelajaran

Guru harus paham capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar dapat menentukan bagaimana ia dapat membantu murid-murid untuk mencapainya. Artinya tujuan pembelajaran harus jelas dan guru tidak boleh ditengah-tengah pembelajaran mengganti tujuan pembelajaran tersebut. Guru harus mendorong agar anak dapat menemukan cara supaya bisa mencapai tujuan pembelajaran, maka dari itu tujuan pembelajaran harus jelas dan sesuai tingkat dan fasenya masing-masing. Bagaimana cara mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan? menyusun tujuan pembelajaran dengan jelas itulah kornya pembelajaran berdiferensiasi karena murid kemampuannya berbeda-beda.

Common sense 1. Tujuan pembelajaran

2. Mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid

Kesiapan belajar didefinisikan sebagai "di mana siswa berada dalam hal pemahaman atau keterampilan" (Tomlinson, 1999) Mendiferensiasi pembelajaran berdasarkan tingkat kesiapan belajar murid mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid katahui dan di mana murid berada (Tomlinson, 2001)

Dalam merespon kebutuhan belajar murid, jangan sampai salah konsep dengan mendeskriminasikan mereka. Berkaitan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid, guru harus memahami tiga aspek berikut ini:

1.   Kesiapan Belajar Murid atau Readiness

Kesiapan belajar mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid ketahui dan di mana murid berada.

2.  Minat Murid

Minat setiap anak pasti berbeda-beda, minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

3.  Profil Belajar Murid

   Profil belajar murid berkaitan dengan lingkungan, budaya, gaya belajar, dan kecerdasan majemuk yang berbeda antara satu anak dengan yang lainnya.

Kebutuhan belajar murid dapat diidentifikasi berdasarkan cara-cara berikut ini:

1.      Mengamati perilaku murid-murid

2.      Mengidentifikasi pengetahuan awal

3.      Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran

4.      Berbicara dengan guru murid sebelumnya

5.      Membaca raport murid di kelas sebelumnya

6.      Menggunakan berbagai penilaian formatif dan diagnostik


3. Lingkungan belajar yang mengundang untuk belajar

Bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar itu? dengan melakukan diferensiasi pada strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Namun ketika merencanakan bukan berarti ketiga-tiganya harus dilakukan bersama-sama, bisa melakukan salah satu atau juga ketiganya yang penting tujuan pembelajaran tercapai.

Pertimbangan utamanya haruslah tentang sejauh mana diferensiasi yang kita pilih tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan bukan sekedar memuaskan ceklis penerapan atas ketiganya.


Strategi untuk mendiferensiasi pembelajaran bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1.     Diferensiasi konten

Berkaitan dengan apa yang kita ajarkan seperti materi konsep atau keterampilan yang perlu dipelajari berdasarkan kurikulum. mendiferensiasi konten bisa dilakukan dengan membedakan pengorganisasian atau format penyampaiannya, bukan mengubah atau menurunkan standar kurikulum.

2.     Diferensiasi proses

Diferensiasi proses berupa kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami atau memaknai konten dengan cara membedakan proses yang harus dijalani oleh murid.

3.  Diferensiasi produk diferensiasi produk berupa bukti yang menunjukkan, apa yang murid telah pahami dengan cara membedakan atau memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan dan pengembangan apa yang telah dipelajari.


4. Manajemen kelas efektif

Prosedur efektifitas bisa fleksibel namun strukturnya harus jelas sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan dengan efektif. Contoh dengan kegiatan menonton video harus ada panduan-panduan kegiatan yang harus dilakukan oleh murid.


5. Penilaian Berkelanjutan

Penilaian harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan memegang peranan yang sangat penting karena penilaian dilakukan sepanjang proses pembelajaran karena menentukan efektif atau tidaknya pembelajaran.


Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada penilaian. Penilaian formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik. Oleh karena itu, mereka dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan murid dalam pembelajaran.


Memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi memiliki keterkaitan  dengan filosofi Ki hadjar dewantara yang menyatakan "serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."


Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi maka guru harus berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan kodrat alam dan juga kodrat zaman berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Seorang guru penggerak harus berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif dan juga inovatif untuk dapat menciptakan pembelajaran pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memenuhi kebutuhan murid. Dengan demikian seorang guru penggerak dapat mewujudkan kepemimpinan murid dengan menuntun murid merdeka belajar. Hal ini sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Selanjutnya pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan visi guru penggerak yang berpihak pada murid.  dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi antara guru dan murid harus ada kesepakatan kelas terlebih dahulu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan nilai-nilai budaya positif. 

Materi modul 2.1 memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dapat diperoleh di sini.


Blog kami

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Partner

Rumah Belajar
TV Edukasi
Suara Edukasi
Radio Edukasi

Kontak saya

Hubungi saya

Ingin berkonsultasi mengenai kelas belajar yang tepat, silahkan hubungi saya di alamat dan no WA berikut

Alamat:

Jl. Perguruan No. 25A Randublatung Blora Jawa Tengah

Bimbel LasLar:

Senin - Kamis Pukul. 13.00 - 14.30

WhatsApp:

082226995498

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 Oleh: Retno Nursyamsu, S.Pd. “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berha...

Pengikut

Pengikut

/* script Youtube Responsive */