Koneksi Antar Materi Modul 2.1
Oleh: Retno Nursyamsu, S.Pd.
Untuk
memenuhi kebutuhan murid di kelas, seorang guru perlu merancang pembelajaran
berdiferensiasi. Lalu apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi itu
dan bagaimana seorang guru melakukan pembelajaran ini di kelas?
Menurut Tomlinson (2001:45)
- Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
- Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Jadi pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran untuk mendukung semua murid di kelas kita. Artinya Setiap anak memiliki hak yang sama untuk kita bantu dan dukung supaya mereka belajar. Jangan sampai, seorang anak yang masih membutuhkan perhatian untuk belajar lebih banyak, kita tinggalkan dan jangan sampai anak-anak yang seharusnya berlari cepat, kita abaikan. Jadi guru perlu memberikan fasilitas!
Dalam penjabarannya, kata pembelajaran adalah transfer of knowledge menjadikan siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan yaitu konten yang mencakup diantaranya adalah kurikulum, capaian pembelajaran, indikator dan bagaimana tujuan pembelajaran sudah tercapai dalam
asesmennya dan didefinisikan secara jelas. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut tidak jelas tujuannya maka kegiatan tersebut tidak bisa disebut dengan pembelajaran.
Selanjutnya, kata berdiferensiasi memiliki arti berbeda-beda yaitu berfokus pada kebutuhan muridnya, bagaimana kesiapan (cepat lambat, konkret-abstrak, sederhana-kompleks, mandiri-bantuan), minat, dan
profil belajar murid (gaya, kecerdasan, latar belakang dll).
Sekarang kita dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memadukan tujuan pembelajaran bisa dicapai sesuai kebutuhan belajar murid. Jadi, guru perlu membuat keputusan-keputusan masuk akal support system yang bisa menyatukan pencapaian dan kebutuhan murid dengan menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar, melakukan manajemen kelas yang efektif, dan melakukan penilaian secara berkelanjutan.
kesimpulan pembelajaran berdiferensiasi yang disampaikan oleh instruktur
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan pada kelas dengan cara Five common sense (5 keputusan yang masuk akal) diantaranya:
1. Tujuan pembelajaran
Guru harus paham capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar dapat menentukan bagaimana ia dapat membantu murid-murid untuk mencapainya. Artinya tujuan pembelajaran harus jelas dan guru tidak boleh ditengah-tengah pembelajaran mengganti tujuan pembelajaran tersebut. Guru harus mendorong agar anak dapat menemukan cara supaya bisa mencapai tujuan pembelajaran, maka dari itu tujuan pembelajaran harus jelas dan sesuai tingkat dan fasenya masing-masing. Bagaimana cara mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan? menyusun tujuan pembelajaran dengan jelas itulah kornya pembelajaran berdiferensiasi karena murid kemampuannya berbeda-beda.
Common sense 1. Tujuan pembelajaran
2. Mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid
Kesiapan belajar didefinisikan sebagai "di mana siswa berada dalam hal pemahaman atau keterampilan" (Tomlinson, 1999) Mendiferensiasi pembelajaran berdasarkan tingkat kesiapan belajar murid mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid katahui dan di mana murid berada (Tomlinson, 2001)
Dalam merespon kebutuhan belajar murid, jangan sampai salah konsep dengan mendeskriminasikan mereka. Berkaitan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid, guru harus memahami tiga aspek berikut ini:
1. Kesiapan Belajar Murid atau Readiness
Kesiapan belajar mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid ketahui dan di mana murid berada.
2. Minat Murid
Minat setiap anak pasti berbeda-beda, minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3. Profil Belajar Murid
Profil belajar murid berkaitan dengan lingkungan, budaya, gaya belajar, dan kecerdasan majemuk yang berbeda antara satu anak dengan yang lainnya.
Kebutuhan belajar murid dapat diidentifikasi berdasarkan cara-cara berikut ini:
1. Mengamati perilaku murid-murid
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal
3. Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
4. Berbicara dengan guru murid sebelumnya
5. Membaca raport murid di kelas sebelumnya
6. Menggunakan berbagai penilaian formatif dan diagnostik
3. Lingkungan belajar yang mengundang untuk belajar
Bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar itu? dengan melakukan diferensiasi pada strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Namun ketika merencanakan bukan berarti ketiga-tiganya harus dilakukan bersama-sama, bisa melakukan salah satu atau juga ketiganya yang penting tujuan pembelajaran tercapai.
Pertimbangan utamanya haruslah tentang sejauh mana diferensiasi yang kita pilih tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan bukan sekedar memuaskan ceklis penerapan atas ketiganya.
Strategi untuk mendiferensiasi
pembelajaran bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. Diferensiasi konten
Berkaitan dengan apa yang kita ajarkan seperti materi
konsep atau keterampilan yang perlu dipelajari berdasarkan kurikulum.
mendiferensiasi konten bisa dilakukan dengan membedakan pengorganisasian atau
format penyampaiannya, bukan mengubah atau menurunkan standar kurikulum.
2. Diferensiasi proses
Diferensiasi proses berupa kegiatan yang memungkinkan murid
berlatih dan memahami atau memaknai konten dengan cara membedakan proses yang
harus dijalani oleh murid.
3. Diferensiasi produk
diferensiasi produk berupa bukti yang menunjukkan, apa yang murid telah pahami
dengan cara membedakan atau memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid,
hasil latihan, penerapan dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
4. Manajemen kelas efektif
Prosedur efektifitas bisa fleksibel namun strukturnya harus jelas sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan dengan efektif. Contoh dengan kegiatan menonton video harus ada panduan-panduan kegiatan yang harus dilakukan oleh murid.
5. Penilaian Berkelanjutan
Penilaian harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan memegang peranan yang sangat penting karena penilaian dilakukan sepanjang proses pembelajaran karena menentukan efektif atau tidaknya pembelajaran.
Memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi memiliki keterkaitan dengan filosofi Ki hadjar dewantara yang menyatakan "serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."
Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi maka
guru harus berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan kodrat alam
dan juga kodrat zaman berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara dalam melakukan
pembelajaran berdiferensiasi. Seorang guru penggerak harus berpihak pada murid,
reflektif, mandiri, kolaboratif dan juga inovatif untuk dapat menciptakan
pembelajaran pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memenuhi kebutuhan murid.
Dengan demikian seorang guru penggerak dapat mewujudkan kepemimpinan murid
dengan menuntun murid merdeka belajar. Hal ini sesuai dengan nilai dan peran
guru penggerak. Selanjutnya pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah
satu strategi untuk mewujudkan visi guru penggerak yang berpihak pada
murid. dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi antara guru dan
murid harus ada kesepakatan kelas terlebih dahulu agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan nilai-nilai budaya positif.