Laslar merupakan kelas belajar mengenai:
1. Belajar Kehidupan
2. Belajar TIK
3. Belajar Aplikasi
4. Belajar Bermedia Sosial
5. Belajar Berkreasi
6. Belajar dari Kegagalan
7. Belajar dari Rumah
8. Belajar Menjahit
9. Belajar Menggambar
10. Belajar Menyulam payet
Sepuluh poin dari kelas belajar ini akan membuat imajinasi dan semangatmu kembali bangkit dan bersinar.
Selamat Datang di LasLar
LasLar merupakan channel yang membahas mengenai Kelas Belajar yang praktis, menarik dan bermanfaat.
Tampilkan postingan dengan label pendidikan guru penggerak
merdeka belajar
calon guru penggerak
budaya positif
diseminasi budaya positif
aksi nyata
aksi nyata budaya positif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan guru penggerak
merdeka belajar
calon guru penggerak
budaya positif
diseminasi budaya positif
aksi nyata
aksi nyata budaya positif. Tampilkan semua postingan
Pengalaman selama mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 7 telah berlangsung selama 3 bulan. Saatnya melakukan aksi nyata di modul 1.4 budaya positif yaitu melalui sesi berbagi diseminasi pemahaman dan pengalaman dalam penerapan budaya positif di kelas, khususnya di SDN 1 Temulus kecamatan Randublatung. Dalam pelaksanaan aksi nyata budaya positif, ada hal-hal yang perlu saya lakukan yaitu membuat rancangan aksi nyata agar pelaksanaannya menjadi terstruktur, mudah dan terencana.
Rancangan Tindakan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif oleh: Retno Nursyamsu, S.Pd.
Tahapan membuat rancangan aksi nyata ini dibuat pada saat koneksi antar materi dan selanjutnya berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait penerapan budaya positif. Hasil dari koordinasinya adalah membuat sesi berbagi dengan webinar group kelas belajar yang terdiri dari ibu/bapak guru dari berbagai sekolah dasar kecamatan Randublatung. Keinginan penerapan ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai pendidikan guru penggerak bagi sekolah lain dan mengenalkan budaya positif di SDN 1 Temulus sehingga sekolah yang belum menerapkannya, untuk segera membentuk keyakinan kelas.
Koordinasi dengan kepala sekolah
1. Latar Belakang
Perkembangan zaman dari waktu ke waktu akan mengubah perilaku dan karakter
seorang murid. Maka dari itu pentingnya pendidikan karakter sejak dini dengan
membangun budaya positif di lingkungan kelas maupun di sekolah. Beberapa
perilaku yang sering muncul dan menjadi keresahan warga sekolah adalah
kurangnya kepedulian menjaga kebersihan kelas dan sekolah. Itu yang mendasari
pembiasaan buruk dan rendahnya pendidikan moral yang harus segera
ditanggulangi dengan pembiasaan budaya positif di sekolah.
Kita perlu melakukan suatu tindakan untuk mengembangkan budaya moral positif
di sekolah agar murid memiliki kesadaran akan moral, memiliki rasa empati dan
kepedulian lingkungan sehingga memicu para siswa untuk terus berprestasi.
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan belajar-mengajar dan
memahami pelajaran saja, namun lingkungan kelas yang nyaman, bersih dan
indah dapat mendukung tumbuh kembang kecerdasan anak secara optimal. Anak-anak menjadi lebih sehat jasmani dan rohani sehingga dapat berpikir jernih. Dan
untuk kedepannya akan menjadi anak yang cerdas dan berkualitas.
2. Tujuan
• Mengembangkan budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah
• Membangun kepedulian lingkungan dengan menjaga kebersihan kelas
dan sekolah
• Memotivasi murid akan pentingnya karakter positif
• Menguatkan peran guru dalam menanggulangi sampah dan menciptakan
pembiasaan budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah
3. Tolok Ukur
• Murid memiliki karakter pembiasaan budaya positif di lingkungan kelas
dan sekolah
• Mengutamakan kebersihan kelas untuk kenyamanan pembelajaran
• Murid memiliki rasa kepedulian menjaga kebersihan dan membuang
sampah pada tempatnya
• Peranan pendidik dan tenaga kependidikan dalam menanggulangi
gejolak kemalasan menjaga lingkungan kelas dan sekolah
4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
• Merancang strategi/tindakan yang akan dilakukan untuk
mengembangkan budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah
• Berkomunikasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat mengenai
budaya positif yang akan dikembangkan
• Melakukan kolaborasi yang baik dalam ekosistem sekolah, orang tua
dan masyarakat
• Menyusun keyakinan kelas dan sekolah dengan kesepakatan bersama
• Melaksanakan aksi secara bertahap
• Membuat dokumentasi, menyusun laporan dan publikasi aksi
nyata penerapan budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah
• Refleksi kegiatan yang telah dan belum dilakukan
5. Dukungan yang dibutuhkan
• Dukungan dari kepala sekolah
• Kerjasama dengan rekan guru dan penjaga sekolah
• Komunikasi dan interaksi yang baik dengan murid dan orang tua/wali
murid
6. Penerapan Budaya Positif di lingkungan SDN 1 Temulus
Penerapan budaya positif di lingkungan SDN 1 Temulus menghasilkan beberapa penerapan 7 konsep budaya positif diantaranya:
1. Perubahan Paradigma Belajar
Sebagai seorang guru harus memahami keanekaragaman murid-murid dikelasnya karena perilaku anak berbeda-beda dan aktifitas mereka pasti memiliki tujuan. Kita perlu berkomunikasi dengan menanyakan sesuatu kepada murid, apabila ada seorang murid yang berbuat kesalahan. Kita bisa memberikan perubahan cara belajar yang asik dengan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan murid dengan kodratnya anak-anak.
Game base learning dengan quizizz for education
Pingpong challenge pada pembelajaran IPAS
2. Disiplin Positif
Cara
mendisiplinkan murid yang tanpa tekanan, tanpa paksaan, tanpa kekerasan yaitu dengan memunculkan kesadaran dalam diri pribadi murid
untuk bertanggung jawab atas segala masalah yang ditimbulkan oleh dirinya
sendiri. Anak dapat dituntun untuk menjadi pemikir, untuk menjadi pemecah
masalah, untuk berpikir kritis mencari solusi dari setiap permasalahan yang
diperbuat. Penanaman disiplin positif yang diterapkan di lingkungan SDN 1 Temulus adalah dengan pembiasaan asmaul husna, pembiasaan 5 S, menanyikan lagu profil pelajar pancasila, pembuatan pupuk kompos, jumat bersih dan sehat.
Pembiasaan Asmaul Husna
Pembiasaan 5 S dan numerasi suit game
Pembiasaan 5 S dengan menunjukkan perasaan pada tembok ekspresi
Menyanyikan lagu Profil Pelajar Pancasila dengan gerakan
Kegiatan jumat bersih dan sehat dengan kegiatan penghijauan
3. Motivasi Perilaku Manusia
Teori perilaku
manusia terbagi menjadi 3 yaituuntuk menghindari hukuman, untuk mendapatkan imbalan
dari orang lain dan untuk menghargai diri
sendiri. Pemberian penghargaan kepada murid akan menjadikan mereka tidak efektif, mengurangi
ketepatan, merusak hubungan, menurunkan kualitas, mematikan
kreativitas dan mengurangi motivasi intrinsik. lalu bagaimana
penerapan disiplin dengan identitas sukses? Bukan hukuman tapi berupa
konsekuensi.
Pemberian hadiah lomba 17 Agustus
Pemberian penghargaan quizizz
Dalam penerapan disiplin positif, nilai-nilai kebajikan, hukuman, konsekuensi dan restitusi menjadikan saya selalu berusaha membangun motivasi intrinsik murid dengan memberikan pemahaman dan contoh tindakan yang positif. Selalu berusaha memilih opsi restitusi jika anak berperilaku negatif dan berkolaborasi dengan teman sejawat dalam menerapkan budaya positif di sekolah.
4. Keyakinan Kelas
Dasar dalam
pembentukan keyakinan kelas adalah dibuat dalam bentuk positif, berupa
pernyataan universal, tidak terlalu banyak maksimal 5 keyakinan saja dan semua
warga kelas harus ikut berkontribusi. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai pembentukan keyakinan kelas, di bawah ini saya lampirkan prosedur pembentukan keyakinan kelas di SDN 1 Temulus.
Prosedur
pembentukan keyakinan kelas yang sudah saya lakukan di kelas IV adalah sebagai berikut:
1.
Curah pendapat bersama anggota kelas
Mencatat masukkan
Mengubah kalimat negatif menjadi positif
Meninjau kembali
Meminta warga kelas menandatangani
Tempel di tembok
Keyakinan kelas di tempel dekat pintu kelas dan emoticon ekspresi
Keyakinan kelas yang sudah diperbaruhi
Setelah melakukan keyakinan kelas anak-anak lebih antusias dan bersemangat, memiliki kesadaran diri untuk bertanggung jawab jika tindakannya tidak sesuai dengan keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama. Anak yang tidak masuk saat curah pendapat tidak bisa menyalurkan gagasannya. Tindak lanjut yang perlu dilakukan yaitu dengan mengevaluasi keyakinan kelas secara berkala dan memperbaruhinya jika ada yang tidak sesuai. Menyebarkan angket melalui g-form untuk mengantisipasi siswa yang tidak masuk sekolah sehingga semua anak bisa menyatakan pendapatnya.
5. Kebutuhan Dasar Manusia
Terdapat 5
kebutuhan dasar manusia yaitu: bertahan hidup (survival), kebutuhan kasih sayang
dan rasa diterima (Love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), danpenguasaan (power)
Love & belonging dalam menuntun anak untuk mengecat galon dalam upaya mengurangi sampah
6. Posisi Kontrol Restitusi
Dalam posisi kontrol restitusi terdapat 5 posisi seorang guru dalam menindaklanjuti kesalahan murid yaitu: posisi penghukum, membuat orang merasa
bersalah, teman, pemaantau, posisi manajer. Posisi manajer adalah posisi yang diharapkan guru untuk menggunakannya karena bertujuan untuk membangkitkan motivasi
intrinsik seorang anak. Anak-anak akan belajar menghargai dirinya sendiri sehingga
meskipun kita tidak ada, meskipun tidak ada hukuman maupun penghargaan, anak
tersebut akan tetap melaksanakan apa yang sudah diyakininya.
Saya selalu berusaha untuk
memahami persoalan terlebih dahulu dan tidak menghukum anak jika melakukan kesalahan. Jika ada siswa-siswi kita yang melakukan kesalahan maka tidak perlu langsung
dihukum tapi kita cari tahu dahulu penyebabnya. Dengan mencari tahu penyebabnya dan
coba menggali kebutuhan dasar apa yang tidak dapat terpenuhi oleh anak tersebut untuk melakukan hal negatif. Dengan begitu kita akan dapat mencari solusi
yang tepat.
7. Segitiga Restitusi
Tahapan untuk memudahkan guru melakukan restitusi dinamakan segitiga restitusi. Dimana ada 3 tahap, diantaranya: menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan. Penerapan segitiga restitusi ini akan menjadikan anak lebih percaya diri. Mereka akan mengatakan yang
sesungguhnya bahwa membolos karena suatu alasan yaitu ada hafalan agama yang sangat
sulit untuk dihafalkan. Kemudian mereka mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan
masalah mereka sendiri.
Jadi kebiasaan masyarakat Indonesia, apabila terdapat orang yang melakukan kesalahan, kalau sudah
meminta maaf kemudian masalah tersebut dibiarkan berlalu tanpa ada sesuatu yang bisa
menggantikan kesalahannya tadi. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang mengulangi
kesalahannya kembali. Ketika kita memintanya untuk bertanggung jawab dan itu
berasal dari dirinya sendiri maka akan terbangun motivasi intrinsik dari dirinya.
7. Persiapan Aksi Nyata Sesi Berbagi
Setelah melaksanakan penerapan budaya poitif di lingkungan SDN 1 Temulus Kecamatan Randublatung selanjutnya membuat materi webinar pada canva untuk dipresentasikan. Materi webinar budaya positif CGP Angkatan 7 bisa diunduh di sini.
Proses pembuatan materi sudah siap dan saatnya membuat undangan atau flyer webinar dan menyebarkan undangan di group kelas belajar yang berisi ibu/bapak guru SD di kecamatan Randublatung.
Flyer diseminasi budaya positif
Undangan diseminasi budaya positif
Background virtual webinar budaya positif
8. Pelaksanaan Aksi Nyata Sesi Berbagi Diseminasi Budaya Positif
Adapun foto-foto dokumentasi dalam diseminasi budaya positif melalui webinar adalah sebagai berikut:
Daftar hadir dan refleksi diseminasi budaya positif yang sudah dilakukan bisa diunduh di sini. Dan berikut ini adalah bukti karya aksi nyata pada platform merdeka mengajar, ibu/bapak guru dapat mengunjunginya dan memberikan umpan balik.
9. Refleksi Aksi Nyata Budaya Positif
Pelaksanaan diseminasi (penyebaran pemahaman) kepada rekan guru dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2023di ruang meeting virtual diseminasi komunitas KeJar (kelas belajar) terdapat 17 guru yang menyaksikan webinar ini.
Pembuatan keyakinan kelas dengan murid kelas 4 dilakukan pada kegiatan piket pagibersama murid waktu liburan semester 1 yaitu pada tanggal 28 Desember 2022. Murid-murid sangat antusias dalam membentuk keyakinan kelas
Perasaan saya selama melaksanakan aksi nyata ini sangat bersemangat dalam melakukan perubahan terutama menerapkan konsep-konsep inti budaya positif di lingkungan SDN 1 Temulus
10. Rencana Perbaikan
Selalu melakukan evaluasi secara berkala
Selalu meningkatkan koordinasi dengan warga sekolah
Selalu menganalisis kebermanfaatan hasil diseminasi tersebut terhadap murid dan lingkungan belajar
Terus meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai budaya positif di sekolah
Sistem Informasi Manajemen Pelatihan Berbasis TIK disingkat simpaTIK adalah pelatihan guru secara daring. Pendaftaran pelatihan atau workshop secara online, Silahkan kunjungi sekarang!
-SimpaTIK
Portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis. Mari belajar dan bergabung dengan pengguna lainnya!
-Rumah Belajar
Televisi yang khusus membuat dan menayangkan konten pendidikan dan budaya asli Indonesia. Televisi yang Santun dan mencerdaskan.
-Tv Edukasi
Suara Edukasi adalah radio pendidikan yang dikembangkan oleh Pustekkom Kemdikbud. Suara edukasi yang akrab dan mencerdaskan. Kunjungi sekarang!
-Suara Edukasi
Blog kami
55Cups
Average weekly coffee drank
9000Lines
Average weekly lines of code
400Customers
Average yearly happy clients
Our Partner
Rumah Belajar
TV Edukasi
Suara Edukasi
Radio Edukasi
Kontak saya
Hubungi saya
Ingin berkonsultasi mengenai kelas belajar yang tepat, silahkan hubungi saya di alamat dan no WA berikut
Alamat:
Jl. Perguruan No. 25A Randublatung Blora Jawa Tengah